December 13, 2008...1:27 PM

Edison’s Week in Review: 13 December 2008

Jump to Comments

Dalam ulasan mingguan kali ini, berita yang ingin saya angkat adalah seputar sebuah nama yang saya yakin di kemudian hari akan diabadikan dalam berbagai buku (bahkan mungkin juga film). Nama yang perlu anda ingat ini adalah Bernard L. Madoff.

—-oOo—–

Bernard L. Madoff (70) adalah orang ‘besar’ di Wall Street. Dia adalah salah satu orang yang turut membesarkan NASDAQ (National Association of Securities Dealers Automated Quotations). Perusahaannya, Bernard L. Madoff Investment Securities LLC merupakan salah satu market-maker terbesar di Wall Street.

Mungkin sebagian teman-teman pembaca tidak terlalu paham apa artinya market-maker itu. Market-maker, secara sederhana, merupakan penghubung antara penjual dan pembeli. Apa ini artinya? Mari kita lihat 2 kasus:

  • Misalkan saja seseorang ingin membeli saham sebuah perusahaan X. Ia lalu menghubungi broker sahamnya dan memerintahkan pembelian saham tersebut. Ke manakah broker tersebut harus mencari orang yang menjual saham yang diinginkan kliennya itu?
  • Misalkan saja seseorang yang memiliki saham perusahaan X sedang membutuhkan uang dan ingin menjual sahamnya tersebut. Ia lalu menghubungi brokernya dan memerintahkan pembelian saham tersebut. Pertanyaannya kini adalah ke mana broker tersebut harus mencari pembeli yang ingin membeli saham perusahaan X?

Jawaban dari kedua kasus di atas adalah : Market-Maker.

Market-Maker, meskipun melayani transaksi banyak saham, biasanya tidak bisa mencakup semua saham yang tercatat di bursa. Perusahaan Madoff misalnya, hanya melayani transaksi saham 500 perusahaan S&P500 dan juga sekitar 350 saham yang tidak termasuk dalam index S&P500 tetapi diperdagangkan di bursa NASDAQ.

Sebagai catatan tambahan, biasanya Market-Maker mempunyai ‘spesialiasi‘ saham tertentu. Misalnya saja, dalam suatu bursa saham, Market-Maker ABC dikenal sebagai ‘spesialis‘ saham X, sedangkan Market-Maker DEF dikenal sebagai ‘raja‘ saham Y. Para broker yang ingin melakukan transaksi saham X akan mencari ABC agar bisa mendapatkan harga yang paling baik dan kompetitif. Sebaliknya jika mereka mereka ingin bertransaksi saham Y, mereka pertama-tama akan mencari DEF dahulu. Ini bukan berarti bahwa DEF tidak melayani transaksi saham X. Hanya saja ‘biasanya’ (PS: meskipun tidak selalu) harga saham X di ABC akan lebih kompetitif.

—–oOo—–

Jika saja Madoff cukup puas dengan perusahaan Market-Makernya yang sukses (per tahun 2001 saja, ada sekitar 600 broker yang menjadi klien Madoff), mungkin Edison’s Week in Review kali ini akan berbeda ceritanya. Sayangnya, jalan ceritanya tidak demikian.

Di tahun 1990an, dengan bermodalkan suksesnya sebagai Market-Maker, Madoff terjun ke bidang Asset-Management. Dalam operasinya, Madoff tidak mengumpulkan dana secara langsung dari Investor. Para Investor menaruh uangnya pada Madoff melalui apa yang dikenal sebagai Feeder Hedge Funds.

Hedge Fund, secara sederhana adalah Mutual Fund (Reksadana). Tetapi berbeda dengan Mutual Fund ‘biasa’ (Reksadana) yang diatur dan dikontrol secara ketat oleh SEC (Bapepam versi USA), Hedge Fund termasuk sangat ‘bebas‘ dan relatif tidak diawasi. Untuk melindungi investor, SEC membuat aturan bahwa untuk berinvestasi di Hedge Fund, seseorang harus mempunyai asset US$1 juta ataupun mempunyai penghasilan minimal US$200 ribu. Asumsi SEC (meskipun asumsi ini konyol) adalah bahwa orang-orang dalam golongan ini sudah lebih ‘melek’ investasi sehingga bisa menjaga diri sendiri.

Kembali ke cerita asal, Madoff sendiri tidak mengeluarkan produk Hedge Fund, tetapi bertindak sebagai pengelola asset dari Feeder Hedge Funds yang dikeluarkan oleh pihak lain (Bagi para pembaca yang masih bingung, sederhananya anggap saja Madoff sebagai Hedge Fund-nya Hedge Fund). Melalui berbagai Feeder Funds ini, Madoff berhasil menggalang dana kelolaan hingga mencapai nilai uS$17 Milyar.

Bagaimana dengan prestasi Madoff dalam mengurus dana kelolaannya? Dalam 13 tahun, investor yang menempatkan uangnya kepada Madoff rata-rata mendapatkan hasil sekitar 11% setiap tahunnya. Ini merupakan pencapaian yang sangat hebat sehingga Feeder Hedge Fund yang assetnya dikelola Madoff secara konsisten berada di peringkat atas ranking Hedge Fund.

Itu cerita di atas kertasnya…..

—–oOo—–

Penipu Terbesar Sepanjang Sejarah Wall Street?

Bernard L. Madoff: Penipu Terbesar Sepanjang Sejarah Wall Street?

Pada kenyataannya, operasi yang dilakukan Madoff ternyata hanyalah suatu money-game, dimana hasil yang dibayarkan bukanlah merupakan hasil investasi, tetapi didapat dari dana investor yang baru masuk. Dalam kondisi saat ini, di

mana banyak investor yang menarik dananya, belang Madoff pun tidak bisa disembunyikan lagi. Dalam pengakuannya kepada pihak berwenang dan juga kepada 2 bawahannya, Madoff mengaku bahwa apa yang dilakukannya selama ini hanyalah suatu Penipuan Skema Ponzi raksasa. Kini kabarnya, uang investor yang tersisa hanyalah sekitar US$200-300 ribu. Madoff pun kini terancam hukuman 20 tahun penjara.

Kasus ini bagi saya sangat menarik karena berhasil bertahan dalam waktu yang sangat lama. Umumnya penipuan gaya Ponzi hanya bisa bertahan 2-3 tahun, hanya sedikit sekali yang bisa melewati usia 5 tahun. Tetapi operasi Madoff berhasil bertahan hingga belasan tahun.

Hal lain yang menarik bagi saya mengenai kasus ini adalah bahwa kisah ini merupakan contoh ‘klasik’ cerita dimana Keserakahan mengalahkan Akal Sehat. Sebenarnya ada beberapa ‘lampu-merah’ yang bisa membuat para investor menyadari ada yang ‘aneh’ dengan operasi Madoff.

Beberapa investor yang cermat, misalnya membatalkan niatnya untuk menempatkan dana kepada Madoff setelah mengetahui bahwa Auditor yang dipakai oleh Madoff hanya mempunyai 3 orang karyawan. Dari 3 karyawan itu, 1 orang berusia 78 tahun dan tinggal di Florida (padahal kantor auditornya di New York), dan 1 orang lagi adalah sekretaris (tidak ada informasi  tentang orang yang satu lagi). Kantor auditornya pun hanya berukuran 4 x 5,5 meter. Mengingat ukuran dana yang dikelola Madoff, kapabilitas auditor yang dipakai ini sangat meragukan.

—–oOo—–

‘Lampu merah’ lainnya yang seharusnya sudah bisa membuat para investor waspada adalah bahwa dalam laporan keuangan, terlihat bahwa nilai portofolio saham yang dipegang oleh Madoff hanya bernilai kurang lebih $1 Milyar, padahal ada beberapa investor yang menempatkan dana dalam jumlah lebih besar daripada itu. Alasan yang diberikan oleh Madoff adalah bahwa di setiap kwartal, portofolio mereka sebagian besar ditempatkan dalam bentuk Cash & Ekuivalen sehingga nilai portofolio  sahamnya di akhir kwartal akan rendah. Tetapi anehnya tidak ada bukti  keberadaan Cash & Ekuivalen tersebut

Jika saya pikirkan, dari sisi operasional pun, alasan yang diberikan Madoff tentang ‘Cash & Ekuivalen’ di atas menimbulkan tanda tanya. Andaikan Madoff benar melakukan apa yang dikatakannya, maka berarti setiap kwartal Madoff harus menjual saham dan lalu membelinya kembali di kwartal berikutnya sebelum lalu menjualnya lagi di akhir kwarta itu (dan seterusnya). Perilaku ‘keluar masuk‘ ibarat cacing kepanasan seperti ini biasanya tidak akan memberikan hasil yang baik karena akan menimbulkan biaya transaksi yang besar.

Beberapa analis saham pun mempertanyakan tentang ‘tidak klop‘-nya hasil yang dicapai Madoff dengan ‘strategi’ yang diklaim dipakai olehnya. Dalam prospektus, dikatakan bahwa strategi yang diterapkan oleh Madoff adalah Split Strike Conversion Strategy, suatu strategi yang melibatkan penggunaan instrumen Options. Bagi yang sudah mengerti cara kerja Option, dalam strategi ini Madoff membeli sekitar 30-35 saham yang mempunyai korelasi tinggi dengan index S&P-100, lalu menjual option Call (out of the money) dan sekaligus membeli option Put (out of the money).

PS: Nantinya (belum tahu kapan) saya akan menuliskan artikel tentang Options yang ditujukan untuk teman-teman pembaca yg belum mengerti tentang instrumen derivatif ini.

Strategi di atas sendiri sudah umum dan tidak sedikit yang memakainya, tetapi tidak ada seorang pun yang mendapatkan hasil  spektakuler seperti yang dicapai oleh Madoff (sebagai contoh, dari 156 bulan operasi salah satu Feeder Hedge Fundnya, Madoff melaporkan kerugian di 5 bulan).

Pertanyaan lainnya yang menjadi pertanyaan beberapa pengamat adalah bahwa dengan kemampuannya yang begitu ‘hebat’, mengapa Madoff tidak mengeluarkan produk Hedge Fund sendiri, tetapi hanya mengelola Hedge Fund keluaran orang lain. Dalam mengelola asset Feeder Hedge Fund milik orang lain inipun, Madoff tidak mengenakan biaya manajemen. Yang ia dapatkan hanyalah berupa ongkos transaksi (karena transaksi asset Feeder Hedge Fund itu tentunya akan dilakukan melalui perusahaan Market-Maker miliknya). Sederhananya, pertanyaan yg mengganggu di sini adalah jika Madoff ibaratnya adalah seorang koki super, mengapa ia tidak membuka restoran sendiri, tetapi malah menjadi bawahan di restoran orang lain dengan gaji kecil.

Ironisnya, dengan begitu banyaknya ‘lampu merah’ tetap saja banyak investor yang menjadi korban. Tragisnya lagi, yang menjadi korban kali ini justru adalah orang-orang kelas atas yang mampu berinvestasi di hedge fund (dan seperti yang saya tulis di atas, diasumsikan oleh SEC bahwa mereka mampu ‘menjaga diri sendiri’)

14 Comments

  • Sudah lama nggak nulis Week in Review (WIR)…

    mudah-mudahan yg ini bisa memuaskan teman-teman pembaca yg kangen sama artikel seri ini (beberapa sampai menagih lewat e-mail…hahaha)

    Setiap kali nulis artikel yg ada menyinggung Options, pasti merasa harus menulis tentang ‘mahluk’ yg satu ini…. tetapi kapan ya? :)

  • investor kelas kakap saja bisa tertipu, apalagi investor kelas teri. Jadi gunakan dana tidak terpakai untuk investasi dengan risiko tinggi.

  • PS: Nantinya (belum tahu kapan) saya akan menuliskan artikel tentang Options yang ditujukan untuk teman-teman pembaca yg belum mengerti tentang instrumen derivatif ini. -> Setuju banget nih…, Option itu “binatang” macam apa sih… ada buntutnya kah…? atau bertanduk kah…?

    Supaya membantu penjelasannya.. pake ilustrasi sederhana ya…, maklum nih rada belet :)

  • Tapi bos, apakah ke depannya ntar adakah Wadoff-Wadoff lainnya juga ada ? entah di pasar US sono maupun di Indo sini..?
    Bagaimana kita2 yang awam2 ini bisa ‘mencium’ ketidak beresan Manajer Investasi yang asli tapi palesu ini..? padahal kadang kita ndak bisa juga menyentuh data2 yg bisa menunjukkan keanehan2 Manajer Investasi yang bersangkutan.
    Bro nikken, ente nyium fakta keanehan Feeder Hedge Fund nya Madoff itu sebelum ataukah sesudah si Madoff ngaku nipu?

    • hahaha, bagaimana saya bisa menciumnya jika selama ini saya sama sekali tidak pernah berkutat di lingkungan hedge fund….. Saya pribadi tidak menyukai hedge fund karena rata-rata menggunakan leverage yg besar, fee-nya mahal, dan pengawasannya longgar….

  • hebat juga yah bisa begitu lamanya…ya udah saya tunggu artikelnya tentang option buat nambah ilmu pengetahuan nih.

  • “Orang-orang dalam golongan ini (mempunyai asset US$1 juta ataupun mempunyai penghasilan minimal US$200 ribu) sudah lebih ‘melek’ investasi sehingga bisa menjaga diri sendiri.”

    Hayo…
    Ini termasuk fallacy jenis apa ya..?

  • adakah investor indonesia yg terkena kasus besar ini?

  • Entah kalau investor Indonesia, yang pasti bakalan banyak yang kena getahnya ‘madoff’..

    Ada bank (Santander, RBS, HSBC, BNP Paribas, Natixis,dll) dan broker (Nomura)

    Selain itu ada juga institusi amal yg dananya mereka titipkan ke Madoff utk dikelola….

    Merembet ke mana-mana jadinya…

  • Madoff Scandal: List of Victims So Far (15 Dec 2008)

    - HSBC
    - Grupo Santander
    - Man Group
    - BBVA
    - Ascot Partners
    - Access International Advisors
    - AXA
    - Barclays
    - Union Bancaire Privee
    - Royal Bank of Scotland
    - Natixis
    - BNP Paribas
    - Reichmuth & Co.
    - Nomura
    - Unicredit SpA
    - Societe Generale
    - Maxam Capital Management
    - EIM Group
    - Fairfield Sentry
    - Kingate Global Fund
    - UBS
    - Benedict Hentsch
    - Bramdean Alternatives
    - Banesto

    http://www.cnbc.com/id/28239278

  • Herannya koq bisa sih bank besar : HSBC, Barclays dan BNP Parinas juga ketipu. Apa aja kerjaan manajer investasinya?
    Apapun itu, titik awalnya adalah keserakahan. Kalo saja mereka tidak tergiur iming2 return tinggi dan lebih mengedepankan logika, pasti tak akan ketipu.
    Ada pengalaman mirip Madoff, yaitu kasus investasi Qurnia Subur Alam Raya (QSAR)/pertanian dan AddFarm/peternakan itik. Kemampuan institusi keuangan dalam membelanjakan modal juga ada batasnya, tidak segampang itu mengeluarkan uang.
    Dari kasus QSAR/AddFarm, gak mungkin QSAR bisa menanamkan semua modal untuk pertanian, krn lahan pertanian dan pasar yang menyerap produk pertanian juga terbatas. AddFarm juga perlu waktu mencari pasar dan membesarkan ternaknya. Akhirnya return yg dibayar QSAR/AddFarm berasal dari duit investor yang masuk belakangan.
    Dan yang jelas, tidak ada investasi yang menjanjikan return tinggi dan stabil.

    Bro, boleh juga kalo Anda membahas kasus skema Ponzi. Thanks.

  • Bung,
    Cocok banget dengan title blog ini. Intinya yaitu memang jangan serakah, di setiap aspek kehidupan.
    Sejauh mana kerugian yg diderita perusahaan tsb, akan ada berdampak di indonesia, mengingat ada group perush tsb yg beroperasi di sini.

    salam,

  • Jadi inget thread2 business board dengan scammer2nya : snasman alias sony nasman, Tin Rosalin Ismanto aka alin, mukri alias sapa nama aslinya lupa.. titus yah?

  • Bung edison diminta bahas skema ponzi lagi? tar ada pencontohan lagi, trus ada pro kontra lagi.. trus isi ni blog buaaanyaaaak komentar2 kaya di HYIP. saat mobile laaaaamaaaa donlotnye…


Leave a Reply