August 31, 2009...12:58 PM

Felicia dan Konobe to IDX Investor Club Gath

Jump to Comments

article by Felicia
edited by konobe

Tanggal 8 Agustus 2009 kemarin, seperti biasa IDX Investor Club mengadakan gathering bulanan dengan tema yang cukup menarik yaitu ETF dan EBA yang disponsori oleh Danareksa. Saya dan Konobe datang dan bertemu ditempat acara.

Berita yang cukup menarik saya dapatkan dari acara tersebut adalah adanya rencana penerbitan ETF dan KIK EBA oleh Danareksa kira-kira paling lama dua bulan yang akan datang.

Rencana penerbitan ETF ini diharapkan akan bisa menjadi alternatif baru bagi investor selain dari penerbit ETF yang sudah ada. Apalagi ETF yang direncanakan oleh Danareksa juga masih berbasis indeks LQ45, hingga akan lebih mudah bagi kita jika ingin membandingkan apple to apple dengan produk ETF milik Indo Premier.

Berkaca dari pengalaman ETF sebelumnya, beberapa kekuatiran investor mengenai ETF di Indonesia sempat terkuak dari seorang penanya yang menyatakan tentang kendala mengapa ETF tidak bisa berkembang di Indonesia. Antara lain karena penerbit tidak mau pusing menjadi market maker-nya sehingga menjadi kurang likuid dan selisih harga antara menjual dan membeli dari ETF terlalu jauh menguntungkan buat penerbit.

—oooOooo—

Akankah ETF yang akan baru terbit ini akan menjadi sama dengan ETF yang sudah ada? mudah-mudahan tidak. karena saya sendiri ingin sekali berinvestasi di ETF karena kita bisa mendiversifikasi investasi pada saham-saham unggulan tanpa perlu keluar uang yang terlalu besar sehingga bisa ikut dalam pertumbuhan bisnis di Indonesia.

Seteah penjelasan mengenai ETF, Danareksa dan pihak dari SMF melanjutkan pembahasan mengenai KIK EBA (Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset). Sebelum acara ini, saya sama sekali tidak mengerti tentang EBA. Mungkin juga banyak seperti saya yang sebelumnya bahkan tidak pernah mendengar tentang ini karena mungkin masih baru di Indonesia. Ternyata instrumen ini sama sekali tidak serumit yang dibayangkan.

EBA yang diperkenalkan di acara ini adalah efek beragun aset yang modelnya seperti obligasi yaitu investor mendapat pembayaran setiap tanggal yang ditentukan. ‘Kupon’ pembayarannya ini didapatkan dari pembayaran piutang/kredit yang dijual oleh perusahaan yang memilikinya kepada entitas usaha yang terpisah dari perusahannya yang sering disebut dengan SPV (special purpose vehicle)/ KIK-EBA.

Kenapa Special purpose vehicle (SPV)? karena entitas/badan usaha ini memiliki tujuan yang spesial/khusus hanya menangani pengelolaan pembayaran aset finansial (piutang/kredit) ini hingga selesai pembayarannya kepada kreditor/investor. Keistimewaan SPV ini adalah ia tidak dapat dibangkrutkan seperti halnya obligasi di perusahaan yang dapat default(gagal bayar) karena walaupun berbentuk badan usaha tapi ia hanyalah suatu pengelola kontrak tertentu (kontrak pengelolaan aset finansial)

—oooOooo—

EBA sendiri sebenarnya memiliki beberapa jenis agunan. Dan yang diperkenalkan pada waktu acara itu adalah EBA yang berbasis pada kredit pembayaran rumah(KPR) BTN dimana BTN menjual aset finansialnya (sekuritisasi) berupa kredit kepemilikan sejumlah rumah yang telah melalui proses seleksi kepada SPV/ KIK-EBA Danareksa yang kemudian menawarkannya pada investor ritel.

Nah investor retail ini akan mendapatkan uang pembayaran kredit kepemilikan rumah sedikit demi sedikit dari yang kredit rumah tersebut hingga selesai masa kredit dan pembayaran sudah selesai. Jaminan bahwa kredit ini akan dilunasi adalah rumah yang dikredit tersebut.

Menurut saya, tampaknya instrumen ini cukup bagus, karena dengan minimal investasi Rp 5 juta cukup bisa dijangkau masyarakat.

Hanya saja seperti yang dikatakan oleh danareksa sendiri peminatnya masih sedikit (mungkin juga karena belum banyak yang tau) sehingga untuk dapat menjual investasi ini di tengah jalan tampaknya akan mengalami kesulitan.

Jadi, berminat dengan ETF dan KIK EBA ini? Kita tunggu saja berita lebih lengkapnya dari Danareksa, BTN dan SMF.

Note: link file ETF dan KIK EBA dari Danareksa

28 Comments

  • Sekedar berita tambahan, KIK EBA jilid II ini (karena sebelumnya sudah pernah terbit) akan diterbitkan sebelum Lebaran dan masa tenor 2,6 tahun (30Bulan)

    • ups maaf, masa tenor lebih panjang dari 2,6 tahun atau 30 bulan (ini masa tenor KIK EBA jilid I)

      • besarnya kupon kira2 berapa ya? pasti lebih kecil dibanding obligasi ya? soalnya lebih aman kan, tidak bisa gagal bayar?

      • Direncanakan sekitar 13% per tahun.
        risiko gagal bayar jelas lebih besar dari ORI karena ini adalah kredit dan penjaminnya bukan pemerintah :)
        tapi kalau mau dibandingkan dengan obligasi swasta, bisa jadi salah satu alternatif yang cukup bersaing. apalagi kalau memang jadi dikeluarkan untuk ritel.

      • mirip subprime ya… high risk credit disekuritisasi, kemudian di-derivatif-kan lagi :) D

        wah, rekayasa financial Indo makin hebat juga..mudah”an diimbangi dengan teknis pengawasannya jg shg efek negatif spt di US bisa dihindari.

      • kalo di derivatif kan lagi belum bisa kayanya. KIK EBA kan bentuknya kontrak, dan disini ada perpindahan kepemilikan kredit. tapi ga tau kalo nanti ya…

      • Rasanya nggak mirip dg konsep subprime di US, karena setahu saya mortgage di Indonesia rata2 prime mortgage

  • semoga saja bisa likuid, jadi mudah beli dan jual. EBA memang belum popular di masyarkat.

  • Sebagai tambahan salah satu risiko dari investasi di KIK EBA adalah kalau yang kredit rumah BTN itu tidak membayar. Namun pihak penerbit menjanjikan kalau KPR BTN yang mereka pilih/seleksi sebagai aset KIK EBA ini adalah yang sudah memiliki sejarah pembayaran selama beberapa tahun yang baik sehingga kemungkinan orang itu mangkir membayar adalah kecil,tentunya mereka tidak ingin kehilangan rumah yang sudah stengah jalan mereka bayar kan? Dan kalau-pun ada 1 atau 2orang yg gagal bayar,mereka menjanjikan ini tidak akan berdampak besar pada pembayaran kepada para investor karena KIK EBA ini memiliki rekening cadangan setara bunga yang dibayarkan pada investor dengan persediaan3bulan. Kecuali jika bencana alam tjd pada daerah dimana perumahan KPR BTN itu berada. Mis.bencana tsunami di Aceh/ Lapindo. Tentu saja hal ini akan berakibat pada gagal bayar oleh pemilik rumah yg kena bencana shg berimbas pada gagal bayar pd investor.sbg langkah antisipasi mk KPR BTN-nya ada di berbagai tempat,tdk hanya ngumpul di1daerah

  • Btw aku dikirimi penjelasan mengenai KIK EBA&ETF ini oleh BEI investor club dalam bentuk Pdf,kl ada yang mau bilang aja ntar aku kirimin

  • Maaf kalo kesannya komen negatif, tapi kok aku melihatnya seperti cikal bakal krisis di US sana dimana saat pemilik kredit ga bs byr jadi we ada efek beruntunnya gitu :( mhn penjelasan n koreksi ya, masih nubie nih! sekalian mo tny, apa sih fungsinya market maker itu?
    @felicia, boleh minta info dlm bntk pdf itu? kirimin dunk ke imelku, thanx.

  • @Felicia:
    Mau juga dong dikirimin file pdfnya. Thanks ya

  • Di AS, bubblenya sudah pecah karena instrumen investasi seperti ini dan BEI baru mau memulai membuat bubble baru.
    Kalau untuk jangka panjang, saya pikir ini merupakan investasi yang baik.
    Sy setuju dengan ito, semoga saja pengawasannya di Indonesia belajar banyak dari kesalahan di AS. :)

  • setauku di Indonesia investasi KIK EBA ini masih baru, bahkan banyak yang belum tau jadi kayaknya masih jauh dari bubble tuh.

    KIK EBA yang ini setauku bukan bentuk derivatif dari instrumen lain tapi kontrak langsung pemindahan kepemilikan kredit seperti yang dikatakan konobe

  • Omong2, Danareksa tidak berminat ya menerbitkan reksadana indeks berbasis LQ45?

  • he3x di Indo kan belum ada scoring FICO jd semua nasabah dianggap prime.. jdnya malah gak jelas tuh resikonya.

  • Berita terbaru:
    kupon EBA ke-2 berkisar antara 10.4-11.25%. Kecil yak…

    • Kecil jika dibandingkan dengan apa nih mas?
      menurut saya jika di atas 10% itu sudah menarik…
      Tinggal tunggu bagaimana pemasarannya, memungkinkan untuk dikoleksi atau tidak.
      Klo sesuai berita sebelumnya, dijual retail Rp 5 juta (seperti konsep penjualan ORI) saya tertarik untuk coba mengkoleksi KIK EBA ini.

    • kalo dibanding sama ORI 6 kemarin sih jelas lebih besar lah. tapi risiko nya juga lebih besar ^^

    • jadi konobe tidak menyarankan untuk koleksi KIK-EBA 2 ini?

  • semoga gak kebablasan seperti di us, karena biarpun di indonesia rata” masih prime mortgage, namun saya meragukan kalau tidak akan terjadi transaksi derivatif…


Leave a Reply