Jangan Serakah : Bedakan antara Investasi dan Spekulasi

Lomba ‘maraton’ ini akhirnya selesai juga….

Setelah melalui perjalanan panjang, Senator Barack Obama akhirnya terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Kemenangan ini sendiri cukup fantastis mengingat boleh dikatakan mungkin 2 tahun lalu tidak banyak orang yang pernah mendengar namanya.

Di tengah hiruk-pikuk pemilihan presiden Amerika ini, mungkin banyak yang tidak menaruh perhatian kepada pemilihan lainnya yang juga sedang dilakukan di sana, yaitu pemilihan Senator. Mungkin sebagian teman-teman pembaca sudah ada yang berpikir ‘loh kok sekarang si Edison jadi ngobrol politik? Tidak konsisten nih isi blognya…‘. Meskipun dunia politik sendiri bukanlah suatu topik favorit bagi saya, tetapi dalam situasi dan kondisi ekonomi saat ini, apa yang terjadi di sana akan mempunyai pengaruh yang tidak kecil kepada kita sebagai investor (bahkan juga investor lokal di sini).

Mengapa demikian?

—–oOo—–

Dalam skala ‘negara‘, seorang presiden (dalam sistem demokrasi) tidak bisa ‘sesuka hati‘ memutuskan sesuatu. Jika kita lihat di negara kita misalnya, presiden sebagai badan eksekutif membutuhkan kerjasama dari badan legislatif (DPR) agar bisa bekerja dengan lebih efektif. Bayangkan jika setiap kebijakan presiden (APBN, dll) ditolak terus menerus oleh DPR. Tentunya program-program rancangan sang presiden hanya akan ‘jalan di tempat‘.

Amerika, dalam hal ini juga tidak berbeda. Setiap kebijakan ‘besar’ dari Presiden akan membutuhkan ‘stempel persetujuan’ dari badan legislatifnya, yaitu USA Congress (DPR versi Amerika). Sebagai contoh misalnya kebijakan Bailout Amerika yang baru saja lewat. Tanpa disetujui oleh USA Congress, kebijakan Bailout tersebut tidak bisa dijalankan.

Berbeda dengan DPR versi Indonesia, USA Congress terdiri dari 2 ‘kamar’, yaitu Senate dan House of Representatives (biasanya disingkat jadi ‘House’). Untuk suatu rancangan UU seperti rancangan Bailout kemarin bisa ‘diloloskan’, maka dibutuhkan persetujuan dari kedua-duanya.

Setiap Senator (anggota senate) mempunyai masa jabatan 6 tahun.  Setiap negara bagian Amerika (semacam propinsi di Indonesia) mendapatkan ‘jatah’ 2 orang Senator tanpa memperdulikan jumlah penduduk di negara bagian tersebut. Karena Amerika terdiri dari 50 negara bagian, maka jumlah anggota senate adalah sebanyak 100 orang.

Di lain sisi, setiap Representatives (anggota House) menjabat hanya selama 2 tahun. Setiap negara bagian akan mendapatkan ‘jatah’ kursi di House yang besarnya berbeda-beda, tergantung kepada jumlah penduduknya. Semakin banyak penduduk negara bagian itu, akan semakin banyak kursi yang diberikan kepada mereka. Jumlah anggota House saat ini adalah 435 orang.

—–oOo—–

Lalu bagaimana kaitan hal ini dengan ekonomi?

Bagi orang ekonomi, Jika ada satu hal yang lebih ditakuti daripada ‘krisis ekonomi‘, mungkin itu adalah ‘krisis ekonomi yang berkepanjangan’. Ketika suatu krisis tidak ditangani dengan segera, sama seperti penyakit, maka biasanya krisis tersebut akan membesar dan menjadi lebih parah dibandingkan dengan seandainya ditangani sejak dini. Untuk itu, dalam setiap krisis, umumnya diperlukan pengambilan keputusan yang cepat.

Sebagai orang dari kubu Demokrat, Presiden Obama akan lebih mudah menjalankan kebijakan yang diinginkannya jika Senate dan House didominasi oleh orang-orang dari kubu Demokrat juga. Dalam dua tahun terakhir, kubu Demokrat telah berhasil mendapatkan mayoritas kursi di House (233 orang).

Bagaimana dengan Senate? Jika sebelum ini mereka hanya ‘seri’ di Senate, dalam pemilihan kali ini kubu Demokrat kini juga berhasil mendapatkan mayoritas di Senate (terakhir saya lihat di CNN adalah 56 kursi). Meskipun mayoritas partai Demokrat dalam hal ini bukanlah mayoritas mutlak, tetapi minimal mayoritas ini sudah merupakan suatu modal awal.

Dengan didukung oleh mayoritas di Senate dan Congress, program-program yang diajukan diharapkan tidak mendapatkan banyak tentangan sehingga pemerintah Amerika yang baru bisa lebih ‘gesit’ dalam menangani kondisi ekonomi saat ini.

…

(Sekarang tinggal menunggu utk melihat pengumuman ‘tim ekonomi Obama’. Sewaktu itu ada kabar angin yang beredar bahwa Buffet adalah salah satu nama yang dipertimbangkan. Meskipun saya meragukan ini akan terjadi, tetapi kita ikuti saja perkembangannya)