September 16, 2008...9:10 PM

B.B (Berita Besar): Rusuh!!!

Jump to Comments

Hari ini, dunia finansial ‘rusuh‘…

Badan Rating S&P dan Moody’s menurunkan credit rating (rating kredit) perusahaan asuransi AIG. Credit Rating merupakan suatu ‘ranking‘ yang menandakan seberapa amannya kondisi suatu institusi finansial. Jika suatu institusi finansial mempunyai ranking yang bagus, artinya ia dianggap beresiko rendah. Dalam dunia obligasi, ‘resiko yg rendah’ ini akan memungkinkan perusahaan itu meminjam uang dengan bunga yang rendah.

Dengan diturunkannya credit rating AIG oleh badan rating S&P dan Moody’s, maka kesulitan yang dihadapi oleh AIG akan semakin besar. Di saat AIG sedang kesulitan likuiditas (dana cair), dengan turunnya credit ratingnya, maka mereka akan semakin sulit meminjam/menggalang dana. Jikalau ada yang mau meminjamkan pun, pihak yang meminjamkan akan menuntut bunga yang besar karena AIG kini dianggap beresiko.

Kesulitan AIG semakin terasa karena di saat ini setiap institusi finansial dilanda rasa takut akan ‘nasib‘ dirinya sendiri, sehingga lebih banyak institusi yang ‘menimbun‘ dana untuk berjaga-jaga seandainya mereka sendiri yang terancam menjadi korban krisis kredit berikutnya. Melihat nasib Lehamn dan Merrill Lynch yg ‘dibiarkan tumbang‘ (tidak seperti Bear Sterns), tampaknya pertolongan dari pemerintah USA pun sulit diharapkan.

Kondisi serupa juga dihadapi oleh Washington Mutual, sebuah perusahaan Savings & Loan. Nasibnya malah lebih parah karena kini kredit ratingnya diturunkan hingga tidak berstatus ‘investment grade’ lagi, melainkan ‘junk’ alias beresiko sangat tinggi.

Memang di saat ini ada beberapa berita yang menawarkan ‘secercah’ harapan. Untuk AIG misalnya, mereka diberikan ijin ‘tukar guling’ asset yg kurang likuidnya dengan asset likuid milik anak perusahaannya sebesar $20 milyar (PS: likuid itu artinya mudah dicairkan/diubah menjadi cash). Selain itu ada kabar bahwa pemerintah USA mencoba mendesak bank Goldman Sachs dan JP Morgan untuk menggalang dan meminjamkan dana sebesar $70 milyar. Selain itu ada juga kabar burung bahwa Buffet tertarik untuk membeli sebagian saham AIG. Meskipun demikian berita-berita ini belum bisa dipastikan kebenarannya.

Meskipun saya tidak meneliti secara detail perusahaan AIG, sejujurnya saya khawatir jika nama yang satu ini sampai benar-benar tumbang. Firasat saya mengatakan bahwa gelombang yang timbul jika AIG sampai tumbang akan jauh lebih terasa dibandingkan dengan tumbangnya Countrywide, Bear Sterns, Lehman maupun Merrill Lynch.

—–oOo—–

Dalam artikel seri B.B kemarin (16 sept 08), saya sempat menuliskan beberapa kemungkinan yang akan timbul di pasar sehubungan dengan apa yang terjadi di sektor finansial saat ini :

Jika Flight to Safety ini benar terjadi, ada dua hal yang mungkin terjadi. Satu, mata uang Rupiah bisa mengalami tekanan yang cukup besar di jangka waktu dekat ini, karena investor asing menjual rupiahnya untuk dibelikan ‘instrumen aman’. Kemungkinan kedua, harga obligasi akan turun karena para investor obligasi akan menuntut yield yang lebih tinggi. Kebetulan besok pemerintah kembali akan mengadakan pelelangan SUN (Surat Utang Negara), sehingga kita bisa melihat apakah kemungkinan ini benar terjadi atau tidak.

Jadi bagaimana jalannya skenario yang saya tulis di atas itu? Ternyata apa yang saya khawatirkan itu benar terjadi.

Di  luar negeri, patokan suku bunga LIBOR (London Interbank Overnight Rate), alias suku bunga pinjaman harian antar bank naik 2 kali lipat dari 3,11% menjadi 6,44% hanya dalam 1 hari.

Di dalam negeri, pada pelelangan SUN hari ini, tingkat Yield yang diminta oleh para investor sangat tinggi, sehingga akhirnya pemerintah terpaksa memutuskan untuk menolak semua tawaran dari para investor.

Sebagai contoh, obligasi SPN20090731, yang jatuh temponya tidak sampai setahun lagi (31-07-2009). Di pelelangan hari ini, para investor menuntut hasil Yield antara 12,21875% sampai dengan 15,5%.  Padahal  pada pelelangan SUN  3 minggu lalu (26 Agustus),  Yield yang diminta utk SPN20090731 ini hanyalah antara 10,5%-11%. Kenaikan yang sangat drastis bukan? Padahal ini adalah obligasi jangka pendek (<1 tahun) yang bisa dikatakan resikonya relatif kecil.

Dengan timbulnya kondisi seperti ini, untuk jangka waktu dekat ini, kemungkinan harga obligasi akan tertekan, sehingga para investor yang ingin menambah portofolio obligasi Rupiahnya mungkin akan mendapatkan kesempatan untuk membeli obligasi dengan harga diskon.

7 Comments

  • Hehehe..
    Semua di sale gede2an..

    Kalau AIG tumbang, gelombangnya bakal lebih besar.
    Apa karena nasabahnya kebanyakan ritel?
    Ada lagi yg sejenis yg sedang megap2?

    Tadi sempat browsing sebentar, katanya AIG sudah lama (kalau gak salah 2005) bermasalah.
    Dan sudah lama juga dihubung2kan dengan Buffet dan General Reinsurance.

  • kalo prudential sama allianz aman2 aja ya? atau dia asuransi yg beda dengan AIG?

  • Saya sampai kurang tidur beberapa hari ini, karena asyik ‘bergadang’ mengikuti kejadian di negeri seberang sana……baru sadar jam 3.30 pagi….

    Perusahaan asuransi akan memakai uang yg kita bayarkan (sbg premi) untuk diinvestasikan.

    Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan hasil ‘tambahan’ sehingga bisa menekan harga premi…

    Pertanyaannya di sini tentunya adalah apakah Prudential dan Allianz juga menginvestasikan premi yang mereka terima di berbagai derivatif CDO, MBS, CDS, dll.

    Jika iya, tentunya mereka juga akan terkena efek ala ‘AIG’.

    Firasat saya mengatakan bahwa boleh dikatakan hampir semua institusi finansial ada terlibat di dalam pasar derivatif, hanya saja derajatnya berbeda-beda. Ke depannya akan kita lihat bagaimana perkembangannya…

    Satu kemungkinan yang bisa terjadi? Premi asuransi menjadi mahal, krn hasil dari investasinya tidak ada alias malah negatif…akibatnya tidak ada ‘subsidi’ utk premi kita..

  • AIG represent systemic risk because they has stuck deeply in US citizens’ lives.

    Gimana akhirnya, apakah the Fed jadi mengulurkan tangan ke AIG? Soalnya kemarin2 CNBC bilang: “The Fed declines comments on CNBC report of possible AIG bailout.”
    Pengaruhnya sama nasabah AIG gimana, khususnya yg di Indonesia?
    Gimana juga kabar hubungannya sama Buffet?

  • setauku persh asuransi jg biasanya mengasuransikan dirinya ke persh reassurance. jd nasabah gk perlu takut dananya ‘dilarikan’. cmiiw

  • Perusahaan asuransi memang biasanya mengasuransikan juga portofolionya kepada perusahaan ‘re-insurance’. Perusahaan re-insurance mungkin bisa diibaratkan bandarnya bandar :)

    Tetapi biasanya tidak seluruh portofolio perusahaan asuransi di-reasuransikan, melainkan hanya sebagian.

    Kalau di Amerika, yang saya tahu, perusahaan asuransi itu juga ada membayar ‘iuran’ kepada suatu Fund yg mungkin bisa dikatakan mirip Lembaga Penjamin Simpanan di dunia perbankan.

    Jadi jika asuransi itu sampai tumbang, Fund tersebut akan mengeluarkan dana untuk menalangi kewajiban perusahaan asuransi tersebut. Cuma saya tidak jelas apakah dibayar penuh atau tidak.

    Saya juga tidak jelas apakah di Indonesia ada sistem seperti ini atau tidak..

  • akhirnya itu washington mutual jatuh juga setelah statusnya berubah jadi junk.


Leave a Reply