August 15, 2008...8:22 PM

Celoteh: Blog Action Day 2008, Talking about Poverty

Jump to Comments

EDIT (18 Agustus): Bagi saya, ini adalah post terlucu saya. Bukan karena tulisan saya lucu, tetapi karena saya ‘celeng’ dan tidak memperhatikan bulan blog action day ini dan menyangka blog action daynya adalah bulan Agustus :)

Nilai plusnya, saya lebih maju 2 bulan daripada blogger sedunia… hahaha.

Thx utk sis Henie ZR utk koreksinya kepada pemula dalam dunia blogging ini :)

—–oOo—–

Tadi sore, ketika pulang kantor, di lift saya berpas-pasan dengan Mister Ben, pemilik harian JanganSerakah ini.

“Son, kamu tahu ini hari apa?” tanya si Mister.

“Hari jum’at, Mister” sahut saya.

“Aduh Son, kalau soal itu tidak perlu saya tanyakan kepada kamu, toh saya punya kalendar di meja. Bukan itu yang saya tanyakan. Maksud saya, tahukah kamu apa yang spesial di hari ini?”

“Tidak tahu, Mister” jawab saya sambil mencoba berpikir keras.

“Son..Son, kamu ini padahal sekarang jadi blogger, tetapi tidak tahu apa yang terjadi di dunia blogging. Hari ini adalah Blog Action Day.

—–oOo—–

Sebagai blogger pemula, seringkali saya ketinggalan berita seputar dunia blogging. Ternyata tanggal 15 Agustus (EDIT:Oktober) ini adalah hari aksi blogger (Action Day). Konsepnya sederhana tapi saya rasa sangat menarik.

Ide Action Day ini didasari pada data yg mengatakan bahwa setiap hari rata rata setiap orang menggunakan 167 menit untuk bercakap dengan sesamanya. Berbicara mengenai apa? Cuaca, olahraga, fashion, atau di blog ini tentang investasi :)

Di hari aksi Blogger, seluruh blogger yang berpartisipasi diajak untuk menuliskan tentang suatu topik yang ditentukan. Dengan demikian, para blogger bisa memberikan kontribusi kepada society dengan mengajak para pembacanya ‘berpikir dan berbicara’ mengenai isu vital tersebut. Dengan ramainya percakapan mengenai isu tersebut, maka masalah tersebut akan terangkat dan lebih diperhatikan oleh masyarakat.

Harapan pencetus ide Blog Action Day adalah  setelah masalah tersebut ‘terangkat‘ ke permukaan, akan ada sebagian orang yang terdorong utk melakukan tindakan konkrit, baik apakah tindakan tersebut dampaknya luas ataupun sebatas kepada lingkungan sekitar kita saja.

Pada tahun lalu, isu vital yang diajak utk dilihat bersama adalah mengenai Environment/Lingkungan. Tahun 2008 ini, isu yang akan diangkat adalah mengenai Poverty/Kemiskinan. Meskipun blog saya ini belum seumur jagung (belum sampai 3 bulan), tetapi topik ini saya rasa sangat menarik dan baik untuk dibicarakan. Oleh karena itu, saya ingin mengajak teman-teman pembaca blog ini (meskipun baru sedikit) untuk ikut berbicara mengenai topik ini.

Di negara kita ini, kemiskinan masih merupakan suatu masalah yang besar. Tingkat kemiskinan di negara kita tergolong tinggi. Usaha pemberantasan kemiskinan yang digaungkan sejak masa orde baru hingga sekarang masih belum terlihat hasilnya. Fenomena ‘mabuk’ kebebasan (shg sering salah kaprah) akibat ‘tertekan’ selama masa Orde Baru membuat semakin semrawutnya upaya pemberantasan kemiskinan.

—–oOo—–

“Son!! Son!! Kamu ikut turun?” Suara Mister Ben membangunkan saya dari lamunan saya di atas. Ternyata lift telah terbuka.

“Ikut, Mister” Saya lalu bergegas masuk ke lift tersebut.

“Jadi? Bagaimana? Apakah kamu ada ide untuk membantu mengurangi Poverty di Indonesia?”

“Wah, belum terpikir mister. Kontribusi saya baru sebatas membantu menciptakan lapangan kerja di usaha saya yg lain. Kalau pun ada kontribusi lainnya, paling hanya berusaha berbagi apa yang Mister Ben ajarkan kepada saya mengenai investasi, dengan demikian tidak timbul orang miskin baru akibat salah investasi”

“Well, kontribusi sekecil apapun lebih baik daripada tidak ada kontribusi sama sekali. Bahkan dengan sekedar membicarakan dan berdiskusi mengenai masalah itupun ada artinya, karena kita jadi terpaksa membuka mata sejenak utk hal ini. Jika tidak dibicarakan, terkadang orang memilih utk terus menerus menutup mata terhadap permasalahan tersebut.” kata Mister Ben.

*DING* Tidak terasa lift telah sampai di lantai dasar.

“Ok Son, saya turun di sini, kamu bagaimana?”

“Saya parkir di basement, Mister”

“Ok, kalau begitu, see you tomorrow”

“See you tomorrow, Mister”

—–oOo—–

Jadi bagaimana teman-teman? Mau berkontribusi dengan mengajak sesama kita bicara tentang Poverty?

(This post is part of Blog Action Day 08 – Poverty)

7 Comments

  • sedikit kabar baik dari pidato SBY td pagi yg saya dengar tingkat kemiskinan di Indonesia sudah berkurang baik dari segi persentase dan jumlah, berkurangnya angka kemiskinan ini tetap terjadi baik dihitung dengan metode resmi dari word bank maupun metode dari Indonesia (tp saya kurang jelas metodenya,mungkin lewat BPS?)
    plus kembalinya Indonesia sebagai negara dg swasembada beras, sehingga mampu menciptakan ketahanan pangan yang baik ditengan krisis yg menerpa dunia th 2008 ini:)

  • sedikit koreksi
    data kemiskinan yg digunakan SBY data hingga Feb 2008 atau sebelum kenaikan harga BBM
    bagaimana dg setelah kenaikan harga BBM, saya yakin BPS belum ngitung
    tapi salut pemerintah mau menaikkan anggaran pendidikan menjadi 20% dr APBN, salah satu agendanya menaikkan gaji guru2

  • ow…gt ya bro putri,tanks koreksinya :)
    maklum dengernya sambil ngaskus,hehehe

  • Mas, blog action day bukannya tanggal 15 Oktober 08 nanti…..???

    Edison: Ketahuan kan gimana newbienya Edison soal dunia blogging? Bulan Blog Action Day aja salah… hahaha. Berarti ini postnya kepagian 2 bulan…lol. Thanks utk koreksinya sis

  • Saya juga baru tahu. Makasih infona.
    Siap,bro. Masih ada waktu nih buat cari bahan dari sekeliling sembari mengasah kepekaan sosial.

    Kalau tema poverty nggak susah cari inspirasi, lha masih berasa sama diri sendiri :)

  • Bung hari ini (27 Oktober) merupakan hari Blog Nasional… Ga bikin selametan nih?

    info http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/10/tgl/27/time/173146/idnews/845629/idkanal/447

  • ngak papa keduluan malah lebih bagus dari pada saya telat..eheheh… gaya postingannya asik lewat dialog… kapan2 pngen juga kayak gitu…

    Edison: Makasih atas supportnya


Leave a Reply