July 21, 2008...8:39 pm

Bond Laddering dan Cerita Dua Ekor Ayam

Jump to Comments

PREFACE: Post saya kali ini akan berbicara mengenai instrumen obligasi. Untuk bisa mengikuti pembicaraan dalam post ini, pemahaman dasar tentang instrumen obligasi sangat diperlukan. Bagi para pembaca blog yang belum terlalu akrab dengan instrumen obligasi, mungkin bisa membaca terlebih dahulu 2 post saya yg lama: BOND…. James BOND dan Obligasi, Suku Bunga dan Credit Rating.

—–oOo—–

Seperti yang pernah saya jelaskan di blog ini, perubahan tingkat suku bunga akan menimbulkan perubahan harga obligasi. Meskipun demikian, besarnya perubahan harga obligasi ini akan berbeda-beda. Obligasi yang maturity/jatuh temponya masih lama, harganya akan lebih fluktuatif (bisa mengalami perubahan harga yang lebih besar). Sebaliknya, Obligasi yang maturity/jatuh temponya tidak lama lagi, akan relatif lebih stabil harganya (tidak akan banyak mengalami perubahan).

Mengapa demikian? Untuk menjelaskan hal ini, cara termudah mungkin adalah memakai ilustrasi berikut ini :

Misalkan saya membeli 2 ekor ayam ras SUPER. Kedua ayam super ini bisa bertelur 100 butir sehari. Ayam SUPER pertama bisa hidup selama 1 tahun. Ayam SUPER kedua bisa hidup hingga 30 tahun. Untuk lebih menyederhanakan lagi ilustrasi ini, anggaplah keduanya saya beli dengan harga yang sama, Rp 1 juta.

Setelah saya membeli ayam itu, tiba-tiba semua ayam ras SUPER di dunia terkena penyakit aneh dan punah, kecuali milik saya. Akibatnya, sekarang ini di dunia hanya ada 2 ekor ayam Super (milik saya). Selain  2 ekor ayam SUPER saya tersebut, di dunia hanya tersisa ayam biasa, yg hanya bisa bertelur 1 butir sehari.

Keadaan ini tentu saja membuat nilai kedua ayam ras Super saya itu naik pesat. Sekarang saya dihampiri oleh para peternak ayam yg ingin membeli ayam ras SUPER saya.  Tentu saja saya tidak akan mau menjual kedua ekor ayam saya tersebut dengan harga Rp 1 juta lagi, dan saya akan menaikkan harga ayam ras SUPER saya tersebut.

Dalam kondisi ini, harga ayam SUPER yg mana yg harganya akan naik lebih jauh (lebih fluktuatif)? Yg bisa hidup hanya 1 tahun atau yg bisa hidup 30 tahun?

Saya yakin bahwa para pembaca blog ini tentu bisa menebak bahwa ayam SUPER yg bisa hidup 30 tahun harganya akan naik lebih banyak. Ini karena dengan ‘umurnya’ yang panjang itu, si pembeli ayam itu bisa menikmati “keuntungan” lebih lama.

—–oOo—–

Sekarang mari kita ‘terjemahkan’ ilustrasi sederhana di atas ke dunia obligasi.

Misalnya PT. JanganSerakah menerbitkan 2 macam obligasi:

  • Obligasi Jangka Pendek Seri 1 (kode: JS-ShortTerm-1)

Jumlah yang diterbitkan = 1 lembar. Maturity period 1 tahun. Nominal Rp 100 juta, Kupon Bunga 10%/thn (alias Rp 10 juta).

  • Obligasi Jangka Panjang Seri 1 (kode: JS-LongTerm-1)

Jumlah yang diterbitkan = 1 lembar. Maturity period 30 tahun. Nominal Rp 100 juta. Kupon Bunga 10%/thn (Rp 10 juta)

Obligasi Jangka Panjang dibeli oleh saya, dan Obligasi Jangka Pendek dibeli oleh anda. Sehari setelah kita membeli obligasi tersebut, di dunia ekonomi terjadi suatu perkembangan besar. Karena ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, Gubernur Bank Indonesia menurunkan bunga BI Rate sebesar 5%.

Ternyata seminggu setelah suku bunga itu diturunkan, PT JanganSerakah kembali membutuhkan dana, dan berniat untuk menerbitkan kembali obligasi. Tetapi tentu saja PT JanganSerakah tidak mau lagi memberikan kupon bunga 10% seperti obligasi yang lama (karena tingkat suku bunga di pasar sudah turun akibat penurunan suku bunga oleh BI). Misalkan saja dalam hal ini obligasi baru PT JanganSerakah hanya akan memberikan kupon bunga sebesar 5%.

Jika dibandingkan dengan ilustrasi ayam sebelumnya, maka kini obligasi milik saya dan anda yang memberikan kupon bunga 10% adalah ayam Ras Super. Obligasi baru yang bunganya hanya 5% adalah ayam biasa. Dalam situasi ini, tentu saja obligasi saya dan anda yg memberikan bunga 10% harganya akan naik.

Kira-kira dalam kondisi ini,  obligasi siapa yg harganya akan naik lebih banyak? Obligasi saya yg memberikan bunga 10% selama 30 tahun? Atau Obligasi anda yg memberikan bunga 10% selama 1 tahun?

Saya yakin para pembaca blog ini lagi-lagi bisa menebak bahwa harga obligasi yang akan naik lebih banyak adalah milik saya yang jatuh temponya masih 30 tahun lagi. Ini karena jikalau orang membeli obligasi anda, dia hanya bisa menikmati bunga 10% itu selama 1 tahun. Setelah 1 tahun, obligasinya akan mature/matang dan cair, sehingga dia tidak bisa lagi menikmati bunga sebesar 10% itu.

Dengan menggunakan contoh di atas, mudah-mudahan para pembaca blog bisa memahami mengapa obligasi jangka panjang akan lebih fluktuatif harganya. Jika suku bunga turun, harga obligasi jangka panjang akan naik lebih banyak daripada obligasi jangka pendek. Sebaliknya, jika suku bunga naik, harga obligasi jangka panjang tentunya juga akan turun lebih banyak daripada obligasi jangka pendek.

—–oOo—–

Dalam contoh di atas, sekedar untuk menyederhanakan ilustrasinya, obligasi jangka panjang dan jangka pendek PT. JanganSerakah sengaja saya berikan yield/hasil yang sama, yaitu sebesar 10%. Meskipun demikian, dalam kenyataannya obligasi jangka panjang dan jangka pendek tidaklah memberikan yield yang sama. Yield obligasi jangka panjang, dalam keadaan normal, selalu lebih tinggi daripada yield obligasi jangka pendek. Ini tentunya suatu hal yang logis, karena seperti kita lihat di atas, para pembeli obligasi jangka panjang menanggung resiko yang lebih besar (harga bisa sangat berfluktuasi). Dan salah satu aturan utama dalam dunia investasi adalah : Resiko berbanding lurus dengan Prospek keuntungan.

Kondisi ini lalu menimbulkan suatu dilema bagi para investor obligasi sewaktu memutuskan untuk membeli obligasi: memilih obligasi jangka panjang, dengan Yield/hasil yang lebih tinggi, tetapi resiko lebih besar? Atau memilih obligasi jangka pendek, dengan Yield/hasil yang lebih rendah, tetapi resiko juga lebih rendah?

Suatu solusi yang kerap dipakai untuk mengatasi dilema ini adalah dengan menjalankan metode Bond Laddering. Bond Laddering adalah suatu metode diversifikasi dalam obligasi dimana kita membagi investasi obligasi kita ke berbagai maturity period.

Sebagai contoh, kita membeli obligasi yang maturity 1 thn, 3 thn, 5 thn, 7 thn dan 10 thn (tersusun seperti tangga). Setelah 1 tahun berlalu, maka obligasi yang 1 tahun akan mature, dan obligasi yang tersisa, maturitynya adalah 2 thn, 4 thn, 6 thn, dan 9 thn. Investasi Obligasi 1 tahun yang telah mature itu, lalu kita tanamkan kembali di obligasi yaitu dengan membeli obligasi yang maturitynya 10 tahun. Kini portofolio obligasi kita kini menjadi 2 thn, 4 thn, 6 thn, 9 thn dan 10 thn.

Dengan disiplin menjalankan metode bond laddering ini, maka diversifikasi obligasi kita (dalam segi maturity periodnya) akan lebih terjaga. Di satu sisi, kita bisa menikmati yield yang lebih tinggi berkat adanya obligasi jangka panjang di portofolio kita, di lain sisi portofolio obligasi kita lebih ‘tahan’ terhadap ‘guncangan’ suku bunga karena ada ‘bemper’ obligasi jangka pendek.

Penggunaan metode bond laddering ini tidak terbatas hanya kepada investor individual saja. Metode ini juga umum digunakan oleh manajer Investasi reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Oleh karena itu, jika kita melakukan investasi di reksadana pendapatan tetap, ada baiknya kita mencoba melihat portofolio obligasi yang dimiliki oleh reksadana tersebut. Jika dalam portofolio reksadana itu terlihat ada bond laddering, biasanya reksadana tersebut akan lebih stabil.

12 Comments

  • Pertamax!! lol..

    Maksa ‘kejar setoran’ posting artikel…. padahal sedang tidak ada inspirasi karena masih asyik liburan…. jadinya cuma bisa recycle artikel lama yang saya buat di thread di kaskus..

    tapi postnya tetap bagus kok (kata yang nulis.. hahaha)

    Ok, tadi bercanda, sekarang serius… post ini memang termasuk salah satu artikel lama saya di thread yang ingin saya pindahkan ke blog ini, karena saya merasa bisa bermanfaat bagi teman-teman yang tertarik untuk investasi di obligasi.

    Jadi maaf ya untuk pembaca blog ini yg sudah ‘langganan lama’ di thread JS kaskus, karena mungkin sudah pernah baca… :)

  • edison week’s in reviewnya mana bro buat ulasan minggu ini ?setelah rally DJ 3 hari dimunggu kmaren:D

  • lol, kolom yang itu penulisnya sedang libur bawa anaknya jalan-jalan bro….

    Serius ya, ..ngga tau kenapa kalau di sini kok rasanya gak ada inspirasi nulis…. buntu….

    Itu post yg tgl 19 (”Insider Holding: …”) adalah ‘tabungan’ posting saya…meskipun dipublishnya sewaktu saya di Singapore sini, tapi sudah saya bikin dari kapan-kapan….ban serap jika saya sedang tidak sempat nulis….. (sekarang ‘tabungan’ sudah habis)

    Tapi beberapa hari lagi juga saya udah balik… sabtu ini harusnya udah keluar lagi Week in Reviewnya… Sorry ya :P

  • hahaha,gpp bro,kangen sama week in reviewnya:)
    ok deh met holiday :D

  • Kapan pulang, loe? Yuk mam Wagyu di Black Steer.. Kayanya gw ngidam nih. Tiap hari kepikiran sushi-sashimi-steak.. (s3).

    Edison: Kamis… knp? mau jemput? hahahaha

  • Topik yang tetap saya baca dengan minat tinggi, meskipun daur ulang plus bonus analogi ayam super.

  • dapat ilmu baru nih …

    besok sabtu sore ada sarasehan investasi di komunitas saya.
    kebetulan diminta temen ngomporin di sana hahaha … maka dilahaplah janganserakah.com sama baca2 ulang intelligent investor (cuma kebaca halaman2 depannya terus, nggak lanjut2 hehe …konon ini bagian yang Pak Edison baca berulang-ulang :) )

    trims Pak Edison
    bagi saya blog ini adalah LEAVING LEGACY nya Pak Edison — for a life time kalo wordpress ngga dihack :)

  • sekalian nanya di sini boleh nggak Pak Edison?
    Mengenai besaran porsi Bond Laddering apakah ada hitungannya?
    atau cuma pukul rata saja?
    misal punya $10 untuk investasi di obligasi (jgn banyak2 ilustrasinya soalnya duitnya dikit :) )

    nah pembagiannya bagaimana sebaiknya?
    obligasi 1 tahun = $ ___
    obligasi 3 tahun = $ ___
    obligasi 5 tahun = $ ___
    obligasi 7 tahun = $ ___

    maaf kalau pernah dibahas di kaskus … sudah lama ngga mampir soalnya

    Edison: Tinggal dibagi rata saja kok, sangat sederhana.

    PS: Jangan lupa traktir saya makan dengan upah ‘ngajar’ di sarasehannya ya? hahaha

  • asyik, bung edi bisa jadi dosen neh…..wkwkwkkw

    Edison:jadi dosen itu nggak enak, nggak bisa dekat-dekat sama murid wanita, karena bisa timbul berita miring….. lebih enak jadi kakak kelas aja…. :)

  • Ngga dibayar jadi kompor di sarasehan … cm disuruh nanya2 ke pembicaranya aja biar suasana lebih idup hehe … jadi yang lain bisa ikut2an berani nanya juga.

  • Terima kasih dengan ilustrasi ayam supernya membuat saya lebih mudah mengerti …
    Senangnya ada blog ini , sangat bermanfaat sebagi bekal informasi dan pengetahuan buat saya yg sedang mempersiapkan dana dan mental untuk kelak bisa jadi investor juga

    tolong perbanyak ilustrasi yang ringan dan mudah dimengerti ya ..

    thx

  • Jadi kalo mo invest di fixed income reksadana, ada baikny qt liat dulu dia punya bond laddering g nya y? Nah,biar bs tau portfolionya apa musti kita minta laporan keuangan reksadana tsb? Sorry 4 the simple Q,msh ngerjain pe er yg terhutang sech!


Leave a Reply