Comments on: Mati Tertawa Ala Investor http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/ Sebuah blog sederhana tentang dunia investasi dan perencanaan keuangan Fri, 22 May 2009 04:16:47 +0000 http://wordpress.com/ hourly 1 By: Rina DL http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/#comment-4182 Rina DL Wed, 20 May 2009 12:40:39 +0000 http://janganserakah.com/?p=1652#comment-4182 Emangnya Konobe tadi bawa laptop baru yah? Asyiiiiiiiiiik Emangnya Konobe tadi bawa laptop baru yah? Asyiiiiiiiiiik

]]>
By: Felicia http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/#comment-4181 Felicia Wed, 20 May 2009 11:54:33 +0000 http://janganserakah.com/?p=1652#comment-4181 Selamat ya Konobe atas labtop barunya! Selamat ya Konobe atas labtop barunya!

]]>
By: san http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/#comment-4180 san Wed, 20 May 2009 07:48:18 +0000 http://janganserakah.com/?p=1652#comment-4180 wah............ akhirnya punya waktu juga buat liat2 blog dan Bung Edison bisa kasih komen, ga tanggung2 cuy.... panjang bener n borongan semua bagian dapet respon, lol... bayar utang nih??? jadi krisis KPR kayak di US sana, rada susah terjadi ya diIndonesia??? alhamdulillah... mudah2an ga ikut2an trend Amrik deh.. hihiiihii.... wah………… akhirnya punya waktu juga buat liat2 blog dan Bung Edison bisa kasih komen, ga tanggung2 cuy…. panjang bener n borongan semua bagian dapet respon, lol… bayar utang nih???

jadi krisis KPR kayak di US sana, rada susah terjadi ya diIndonesia??? alhamdulillah… mudah2an ga ikut2an trend Amrik deh.. hihiiihii….

]]>
By: Edison http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/#comment-4170 Edison Wed, 20 May 2009 04:51:18 +0000 http://janganserakah.com/?p=1652#comment-4170 Jadi pada ngomongin investasi rumah 'tanpa modal'.... :) OK, jadi begini... Di Amerika, tempo KPR yang kita ambil itu sangat panjang, bisa mencapai 30 tahun. Ini membuat cicilan per bulannya menjadi relatif sangat kecil (karena dicicil selama 30 tahun). Selain itu, seperti yang pernah saya ceritakan, sekitar tahun 2002, untuk menstimulasi perekonomian Amerika, Fed Rate dengan agresif menurunkan suku bunga. Akibatnya cicilan yang dibayar utk KPR itu semakin kecil.... Ada faktor lain juga yang berpengaruh, yaitu agresifnya bank dalam mengucurkan KPR, dan sekuritisasi hutang KPR. Ini pernah saya ceritakan dalam artikel seri <em>"Krisis Kredit Amerika, Kisah Kegagalan Sektor Finansial"</em>. Bank-bank berlomba menawarkan berbagai produk KPR yg 'eksotis'. Ada KPR dimana bank mengeluarkan 100% dana utk pembelian properti (alias no down payment). Bahkan juga KPR <em>'pilih sendiri cicilanmu' </em> di mana orang bisa memilih sendiri cicilan yg bisa dibayarnya... Terkadang cicilan yg dipilih itu begitu kecil sehingga bahkan tidak mencukupi utk membayar bunga dari KPR, alias hutang KPR orang tersebut bukannya semakin menurun setelah dicicil, malahan semakin membengkak.... Faktor-faktor yg saya ceritakan di atas itu, merupakan penyebab mengapa DAHULU di Amerika sana, orang bisa membeli dan mengambil keuntungan dari properti 'tanpa modal'.... Harapan orang-orang tersebut hanyalah utk memegang rumah 1-2 tahun sebelum dijual lagi... TETAPI, seperti yg kita ketahui sekarang, tindakan-tindakan di atas membuat spekulasi properti menggila. Begitu bubble properti meletus, kita bisa lihat sendiri berapa banyak orang yang 'nyangkut'. Mayoritas orang yang terjerat bubble properti bukanlah orang yang membeli rumah dengan KPR utk ditinggali, tetapi justru yang membeli properti dengan KPR 'eksotis' utk spekulasi seperti di atas. Saya malah kadang punya pikiran lucu, 'jangan jangan Kiyosaki juga banyak nyangkut di sini..' hahaha Kembali ke Indonesia... Faktor-faktor di atas yang memungkinkan utk invest properti 'tanpa modal' seperti di Amerika, tidak bisa kita temukan di Indonesia. Terlebih lagi mengingat tingkat inflasi kita yang relatif tinggi, sehingga bunga pun relatif tinggi dibandingkan Amerika. Akan ada 1-2 kasus di mana kita bisa mendapatkan properti yang sangat murah (karena sebab tertentu), tetapi menurut hemat saya ini tidak akan bisa dilakukan oleh setiap orang, dan tetap akan membutuhkan modal... Jadi pada ngomongin investasi rumah ‘tanpa modal’…. :)

OK, jadi begini…

Di Amerika, tempo KPR yang kita ambil itu sangat panjang, bisa mencapai 30 tahun. Ini membuat cicilan per bulannya menjadi relatif sangat kecil (karena dicicil selama 30 tahun).

Selain itu, seperti yang pernah saya ceritakan, sekitar tahun 2002, untuk menstimulasi perekonomian Amerika, Fed Rate dengan agresif menurunkan suku bunga. Akibatnya cicilan yang dibayar utk KPR itu semakin kecil….

Ada faktor lain juga yang berpengaruh, yaitu agresifnya bank dalam mengucurkan KPR, dan sekuritisasi hutang KPR. Ini pernah saya ceritakan dalam artikel seri “Krisis Kredit Amerika, Kisah Kegagalan Sektor Finansial”. Bank-bank berlomba menawarkan berbagai produk KPR yg ‘eksotis’.

Ada KPR dimana bank mengeluarkan 100% dana utk pembelian properti (alias no down payment). Bahkan juga KPR ‘pilih sendiri cicilanmu’ di mana orang bisa memilih sendiri cicilan yg bisa dibayarnya… Terkadang cicilan yg dipilih itu begitu kecil sehingga bahkan tidak mencukupi utk membayar bunga dari KPR, alias hutang KPR orang tersebut bukannya semakin menurun setelah dicicil, malahan semakin membengkak….

Faktor-faktor yg saya ceritakan di atas itu, merupakan penyebab mengapa DAHULU di Amerika sana, orang bisa membeli dan mengambil keuntungan dari properti ‘tanpa modal’…. Harapan orang-orang tersebut hanyalah utk memegang rumah 1-2 tahun sebelum dijual lagi…

TETAPI, seperti yg kita ketahui sekarang, tindakan-tindakan di atas membuat spekulasi properti menggila. Begitu bubble properti meletus, kita bisa lihat sendiri berapa banyak orang yang ‘nyangkut’.

Mayoritas orang yang terjerat bubble properti bukanlah orang yang membeli rumah dengan KPR utk ditinggali, tetapi justru yang membeli properti dengan KPR ‘eksotis’ utk spekulasi seperti di atas.

Saya malah kadang punya pikiran lucu, ‘jangan jangan Kiyosaki juga banyak nyangkut di sini..’ hahaha

Kembali ke Indonesia…

Faktor-faktor di atas yang memungkinkan utk invest properti ‘tanpa modal’ seperti di Amerika, tidak bisa kita temukan di Indonesia. Terlebih lagi mengingat tingkat inflasi kita yang relatif tinggi, sehingga bunga pun relatif tinggi dibandingkan Amerika.

Akan ada 1-2 kasus di mana kita bisa mendapatkan properti yang sangat murah (karena sebab tertentu), tetapi menurut hemat saya ini tidak akan bisa dilakukan oleh setiap orang, dan tetap akan membutuhkan modal…

]]>
By: putrie_kmps http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/#comment-4165 putrie_kmps Tue, 19 May 2009 06:02:47 +0000 http://janganserakah.com/?p=1652#comment-4165 wah kok jadi bahas property... Ada yang mau jual rumah ga? saya mau beli tapi yang murah meriah ya.... wah kok jadi bahas property…
Ada yang mau jual rumah ga? saya mau beli tapi yang murah meriah ya….

]]>
By: Rina DL http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/#comment-4164 Rina DL Tue, 19 May 2009 04:23:45 +0000 http://janganserakah.com/?p=1652#comment-4164 Hai Bro Iger.... berarti kurang cocok kalau untuk di Indonesia. Pinjaman bank antara 13%- 17%. Harga sewa property selama pengalaman saya rata-rata 5%, kalau beruntung bisa 6-7%. Dengan cara beli properti dalam konteks pembicaraan kita berarti nombok 8-10%. Bener sih kata Bro Kurniawan, dari 2 properti baru bisa bayar untuk cicilan, dan masih mungkin nombok. Saya sebenernya pernah ikut seminarnya, tapi karena yang berbicara orang singapore dengan menggunakan Inggris sing, gk ngerti deh...hehehe Hai Bro Iger…. berarti kurang cocok kalau untuk di Indonesia. Pinjaman bank antara 13%- 17%. Harga sewa property selama pengalaman saya rata-rata 5%, kalau beruntung bisa 6-7%. Dengan cara beli properti dalam konteks pembicaraan kita berarti nombok 8-10%.

Bener sih kata Bro Kurniawan, dari 2 properti baru bisa bayar untuk cicilan, dan masih mungkin nombok.

Saya sebenernya pernah ikut seminarnya, tapi karena yang berbicara orang singapore dengan menggunakan Inggris sing, gk ngerti deh…hehehe

]]>
By: iger http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/#comment-4163 iger Tue, 19 May 2009 04:07:03 +0000 http://janganserakah.com/?p=1652#comment-4163 Ikut nimbrung ah... Well setahu saya, sebetulnya tidak begitu cara kerjanya. Saya pernah lihat simulasi beli properti dengan sedikit modal seperti ini di luar negeri beberapa waktu lalu, dan yang mereka gunakan saat itu adalah fasilitas interest-only loan dari bank. Jadi simplenya seperti ini: (1) Kita membeli satu unit property, katakan seharga 100 juta dengan bunga bank 5%. Uang muka 20% sehingga uang yang perlu dibayar 20 juta. (2) Unit ini kita sewakan dengan return 6-7% p.a. cukup untuk membayar bunga bank plus administrasinya. Ini yang harus dipastikan bahwa rate sewa di atas rate bunga bank, jadi selama unit itu tersewa terus, kita bisa membayar cicilan interest-only loan (tidak perlu membayar principalnya). (3) Setelah 3-4 tahun pada saat harga tanah mengalami kenaikan, unit ini naik misalnya menjadi 140 juta. Kita jual unit ini dan kita mendapat capital gain 40 juta. Ingat modal awal kita hanya 20 juta, jadi kita memperoleh keuntungan 200% dalam 3-4 tahun. Cukup menarik kan ? Saya tidak tahu apakah interest-only loan ditawarkan di bank di Indonesia, mungkin bung Edison or konobe lebih tahu. Tapi kalau iya, ini sangat menarik karena 100% legal dan tidak ada praktek yang melanggar seperti penilaian bank di atas harga jual dsb. Salam JS... Ikut nimbrung ah…

Well setahu saya, sebetulnya tidak begitu cara kerjanya. Saya pernah lihat simulasi beli properti dengan sedikit modal seperti ini di luar negeri beberapa waktu lalu, dan yang mereka gunakan saat itu adalah fasilitas interest-only loan dari bank. Jadi simplenya seperti ini:

(1) Kita membeli satu unit property, katakan seharga 100 juta dengan bunga bank 5%. Uang muka 20% sehingga uang yang perlu dibayar 20 juta.

(2) Unit ini kita sewakan dengan return 6-7% p.a. cukup untuk membayar bunga bank plus administrasinya. Ini yang harus dipastikan bahwa rate sewa di atas rate bunga bank, jadi selama unit itu tersewa terus, kita bisa membayar cicilan interest-only loan (tidak perlu membayar principalnya).

(3) Setelah 3-4 tahun pada saat harga tanah mengalami kenaikan, unit ini naik misalnya menjadi 140 juta. Kita jual unit ini dan kita mendapat capital gain 40 juta. Ingat modal awal kita hanya 20 juta, jadi kita memperoleh keuntungan 200% dalam 3-4 tahun. Cukup menarik kan ?

Saya tidak tahu apakah interest-only loan ditawarkan di bank di Indonesia, mungkin bung Edison or konobe lebih tahu. Tapi kalau iya, ini sangat menarik karena 100% legal dan tidak ada praktek yang melanggar seperti penilaian bank di atas harga jual dsb.

Salam JS…

]]>
By: war_no http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/#comment-4162 war_no Tue, 19 May 2009 03:16:45 +0000 http://janganserakah.com/?p=1652#comment-4162 wah, kalo ketemu banyak orang yang suka seminar kayak gini, pasti tukang seminarnya semangat banget, hehehe... jadi bisnis baru yang lama, bisnis seminar... hehehe... kalo aku nunggu yang no-load ama low cost seminar aja ah... hehehe... wah, kalo ketemu banyak orang yang suka seminar kayak gini, pasti tukang seminarnya semangat banget, hehehe…
jadi bisnis baru yang lama, bisnis seminar…
hehehe…
kalo aku nunggu yang no-load ama low cost seminar aja ah…
hehehe…

]]>
By: San http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/#comment-4161 San Mon, 18 May 2009 22:45:31 +0000 http://janganserakah.com/?p=1652#comment-4161 Nanti di share disini ya hasil seminarnya? buat nambah2 ilmu yg masih nubie Nanti di share disini ya hasil seminarnya? buat nambah2 ilmu yg masih nubie

]]>
By: konobe http://janganserakah.com/2009/05/11/mati-tertawa-ala-investor/#comment-4160 konobe Mon, 18 May 2009 16:06:12 +0000 http://janganserakah.com/?p=1652#comment-4160 setahu saya harga sawah lebih murah dibandingkan tanah siap bangun tapi tetap menggunakan harga wajar daerah tersebut. lalu juga jenis landscape tanah sawahnya apakah dia ber-trap atau tidak. lalu pinggir jalan atau tidak. ya.. standar lah ya, sama dengan beli tanah biasa. o iya, kalau memang niatnya benar-benar untuk nyawah, salah satu yang penting itu air nya, ini kata ibu saya ^^ setahu saya harga sawah lebih murah dibandingkan tanah siap bangun tapi tetap menggunakan harga wajar daerah tersebut. lalu juga jenis landscape tanah sawahnya apakah dia ber-trap atau tidak. lalu pinggir jalan atau tidak. ya.. standar lah ya, sama dengan beli tanah biasa.

o iya, kalau memang niatnya benar-benar untuk nyawah, salah satu yang penting itu air nya, ini kata ibu saya ^^

]]>