June 19, 2008...2:46 PM

Mimpi dan Realita (part 2)

Jump to Comments

(sambungan dari part 1)

Beberapa hari lalu, saya telah menulis bagian pertama artikel ini yang membahas mengenai keterangan pers Gubernur BI tentang target inflasi utk tahun ini dan tahun depan. Reaksi dari teman-teman yang membaca post itu cukup beragam. Ada yang jadi takut, ada yang pasrah, ada yang mengeluh, dan ada juga yang “penasaran”. Dalam hal ini, yang membuat mereka “penasaran” adalah jika saya berpendapat bahwa target inflasi tahun ini yang 11,5-12,5% kurang realistis, berapa angka inflasi yang akan terjadi menurut saya?

Dalam post ini sebenarnya saya ingin berbicara mengenai target inflasi pemerintah untuk tahun 2009 yang dikatakan akan berada pada tingkat 1 digit, tepatnya pada tingkat 6,5%±1%. Tetapi mungkin ada baiknya saya awali dulu post ini dengan membahas “estimasi kasar” angka inflasi untuk tahun 2008 ini sebelum melihat ke tingkat inflasi 2009.

Jika kita berbicara mengenai perkiraan tingkat inflasi untuk tahun ini, mungkin angka pertama yang akan  terlintas di kepala saya adalah 15%. Angka ini sendiri bukanlah berdasarkan model matematika rumit, melainkan hanya berdasarkan logika dan pengamatan saya atas kondisi ekonomi saat ini.

—–oOo—–

Satu titik tolak yang membuat saya terpikir angka 15% adalah wawancara dengan ibu Marie Pangestu di TV Bloomberg. Dalam wawancara itu, dikatakan bahwa perkiraan inflasi pemerintah untuk bulan Juni ini adalah 2%. Saya sendiri berpendapat bahwa angka 2% sepertinya agak terlalu kecil mengingat bulan Juni ini akan sangat dipengaruhi oleh kenaikan BBM Mei kemarin. Tetapi dalam kasus ini, anggap saja bahwa estimasi ibu Marie Pangestu yang 2% itu benar. Maka berarti inflasi 6 bulan pertama tahun ini sudah mencapai 7,47%.

Seperti kita tahu, Hari Raya Lebaran memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Ditambah lagi dengan perayaan Natal dan Tahun Baru, maka seharusnya inflasi July-Desember akan lebih tinggi daripada Januari-Juni. Jika kita lihat data inflasi thn 2005-2007 misalnya,  pengaruh  kedua hari raya ini cukup terasa. Selama 3 tahun itu inflasi July-Desember selalu lebih tinggi daripada Januari-Juni. Tetapi dalam hal ini,”untuk amannya” anggaplah saja bahwa inflasi July-Desember 2008 akan sama dengan Januari-Juni. Dengan kondisi seperti ini saja, maka nflasi tahun 2008 ini sudah akan berada pada tingkat 14,94% alias kurang lebih 15%.

Kalau kita pertimbangkan juga faktor-faktor lain yang saya tulis di bagian pertama artikel ini, maka angka inflasi 15% itu sepertinya lebih realistis daripada 111,5-12,5%,. Itupun sudah berdasarkan asumsi yang cukup konservatif.

—–oOo—–

Setelah kita melihat perkiraan kasar inflasi 2008, maka selanjutnya saya ingin mengajak teman-teman untuk melirik inflasi tahun 2009 yang diperkirakan pemerintah akan berada di tingkat 6,5%±1%.

Jika perkiraan inflasi tahun 2008 yang dikeluarkan pemerintah menyerupai “mimpi (indah)”, maka kalau berbicara tentang inflasi tahun 2009, saya justru mengalami beberapa “mimpi (buruk)”. Salah satu “mimpi buruk” ini adalah kekhawatiran saya akan terjadinya “Wage-Price Spiral” (Spiral Upah-Harga).

Apa itu “Wage-Price Spiral”? “Wage-Price Spiral” adalah suatu kondisi dimana inflasi terus menerus naik yang diakibatkan oleh Upah dan Harga barang saling “berkejar-kejaran”. Kondisi ini terdiri dari 2 tahap, yang jika disederhanakan adalah :

  1. Akibat tingkat inflasi tinggi (harga-harga kebutuhan hidup naik), para pekerja menuntut kenaikan upah karena upahnya dirasakan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup
  2. Akibat kenaikan upah, para pengusaha dan produsen barang mengalami kenaikan biaya dalam usahanya. Kenaikan biaya ini memaksa pengusaha dan produsen barang menaikkan harga barang-barang, dan semakin mendorong inflasi. Kita pun kembali “terlempar” pada tahap 1 di atas.

Bisakan teman-teman bayangkan betapa berbahayanya jika siklus di atas terus terjadi berulang-ulang? Sebuah “Wage-Price Spiral” yang parah sangat sulit untuk diatasi, dan terkadang hanya resesi yang bisa menghentikan kondisi ini.

—–oOo—–

Apakah “Wage-Price Spiral” akan terjadi di Indonesia? Terlepas dari apakah inflasi 15% yang saya katakan di atas akan terjadi atau tidak, kita bisa memastikan bahwa inflasi tahun ini akan tinggi. Oleh sebab itu, menurut perkiraan saya, di akhir tahun ini pemerintah akan menaikkan UMR dalam jumlah yang relatif besar akibat tekanan dari masyarakat. Kenaikan UMR ini boleh dipastikan akan menimbulkan “gelombang” kenaikan harga susulan. Jika kenaikan harga ini lalu disusul lagi dengan permintaan kenaikan upah, maka kekhawatiran saya pun menjadi kenyataan.

Sebenarnya, suatu negara yang tingkat penganggurannya tinggi seperti Indonesia seharusnya tidak akan mengalami Wage-Price Spiral. Ini karena jika pekerja menuntut gaji yang lebih tinggi, pengusaha bisa dengan mudah memperkerjakan orang lain (karena banyaknya pengangguran) sehingga siklus Wage-Price Spiral langsung terhenti di situ (Buat teman-teman yang termasuk “pekerja”, maaf kalau cerita ini terasa “kejam”, tetapi memang beginilah teori ekonominya).

Pada kenyataannya, seperti yang kita tahu, di Indonesia kita mengenal adanya kebijakan UMR. Kebijakan UMR sendiri sebenarnya tidak terlalu bermasalah, karena ada juga negara yang memakai UMR dan tidak terperangkap dalam Wage-Price Spiral. Yang menjadi permasalahan adalah bahwa di Indonesia, UMR setiap tahun diperbaharui dan dalam penghitungan tingkat kenaikannya juga berpatokan kepada tingkat inflasi.

(bersambung ke part 3)

2 Comments

  • Kunci tepat atau tidaknya forecasting tahun ini ada di laju inflasi bulan ini saya rasa akan tembus di atas angka 12% atau mungkin bisa juga menyentuh angka 13%.

    Seperti yang bro edison bilang pernyataan Marie Pangestu dengan mematok angka +2% pada bulan ini – padahal kemungkinan besar juga bisa lebih dari itu khan :D maka jelas laju inflasi dalam enam bulan pertama (2008) adalah besar kemungkinan akan mencapai angka 7,5% – 8%

    Celakanya setelah baca artikel ini saya juga melirik kalender , benar adanya kondisi rawan untuk kenaikan harga bahan pokok jelas terlihat pada 3 bulan terakhir pada hari-hari puasa ramadhan, lebaran, natal dan tahun baru yakni pada bulan Oktober, November, dan Desember.

    Saya rasa kemungkinan laju inflasi untuk double di 6 bulan terakhir cukup besar apalagi juga apalagi dengan kondisi harga komoditas yang masih tinggi, terutama crude oil meskipun kalau menurut saya sudah hampir harga minyak hampir mencapai peak-nya (kalau menurut saya peak range $148-$150) dalam short-term, tapi siapa tahu :) mungkin Jika harga minyak turun yang terjadi ceritanya bisa berbelok tapi sedikit :D

    Belum lagi ada faktor imported inflation dari negara-negara yang merupakan partner dagang Indonesia seperti China dan India, yang juga mengalami masalah serupa, yakni inflasi. Makin ruwet deh…

    Dengan berkaca pada kondisi realitas dan fakta sekarang (bukan mimpi seperti yang Bro Edison utarakan) dan mengaca pula pada history yang telah lalu saat kenaikan BBM 2005, kok rasanya estimasi saya agak pesimis yah kalo dibandingin dengan Bro Edison, hehehe :D

    Double bisa jadi yakni 16%, tapi saya ambil angka yang saya sukai, yakni 17% bisa jadi akan disentuh. Saya ambil angka laju inflasi 2008 berkisar antara 17 ± 1%. Heheheh, C U on Jan 2009 bro :D

  • wah, seneng banget bro kingkong ikutan mampir di sini.

    Sebenarnya sih saya juga beranggapan minimum 15, alias harusnya di atas itu. Tapi karena khawatir dicap “doomsday soothsayer”, jadinya estimasinya saya buat “konservatif”… hahahaha.

    Tapi biar agak asik, biar deh saya tetap di 15±1%, soalnya kalau sama, nanti tidak seru :) Tapi saya sendiri lebih yakin kalau nanti angkanya lebih dekat ke angka bro.

    Oh ya, jangan tunggu sampai January baru mampir lagi ya bro? Kalau bisa, sering-sering kasih comment, karena pandangan bro pasti berguna banget buat pembaca blog saya ini.


Leave a Reply